Assalamualaikum para jamaah. Berikut ini informasi tentang kegiatan rutin pekan ini yang akan diselenggarakan di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Semoga dengan mengikuti serangkaian kegiatan ini dapat semakin meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah.
Hadirilah: Khotib dan Imam Jum’ah yang akan diselenggarakan pada Jum’at, 15 Januari 2021 di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Insya Allah Shalat Jum’at kali ini akan diimami oleh Ust. Thasil Amani, MA.
Kajian Umum Ahad Shubuh pekan ini akan diselenggarakan tanggal 17 Januari 2021 di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Kajian akan dimulai Ba’da Shubuh hingga selesai. Kajian Umum Sabtu Shubuh kali ini akan membahas Fiqih Tematik dan Insya Allah akan dibawakan oleh Ust. Dr. Andi Rahman, MA.
Wajib patuh protokol kesehatan:
1. Dalam kondisi sehat
2. Memakai masker
3. Membawa sajadah
Kajian Ahad Shubuh akan disiarkan secara Live Youtube. Silahkan subscribe channel Masjid Baitussalam BSD untuk mendapatkan notifikasi terbaru kegiatan Masjid.
Kajian Umum Ahad Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Fiqih Hukum Islam. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Yusuf Shiddiq, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Mal praktek bisa seperti sengaja, maka ganti rugi senilai 100 ekor unta.
Kata Nabi SAW: Hukuman harus dihindari apabila ada keraguan, tidak disengaja, atau tidak diarahkan ke korban, atau diarahkan ke korban namun dengan alat yang tidak mematikan.
Semua yang dilakukan oleh orang yang wajib kita lindungi kalau berakibat nyawa orang melayang, sementara ia belum baligh, maka orang tua-nya yang harus melakukan ganti rugi.
Dalam islam, dosa kepada manusia tidak ada kata dimaafkan, kecuali keluarga korban yang memaafkan atau korbannya langsung (apabila masih hidup).
Siapa yang membunuh orang mukmin tidak sengaja, maka wajib memerdekakan hamba sahaya dan membayar ganti rugi kepada keluarga korban (100 ekor unta).
Qisas adalah hukuman yang setimpal. Hudud adalah hukuman yang sudah ditetapkan dalam Al Qur’an yang tidak sampai tingkatan Qisas.
Dalam hadist, Nabi SAW menyampaikan kalau ada orang yang sudah menikah, dia berzina, maka hukumannya adalah di rajam (dilempar batu hingga mati). Kalau belum menikah, dihukum cambuk 100 kali.
Apabila pelaku dilaporkan oleh pihak yang dirugikan, hingga sampai pengadilan, maka hal tersebut menjadi hak pengadilan untuk memberikan hukuman (sesuai dengan bukti yang kuat).
Assalamualaikum para jamaah. Berikut ini informasi tentang kegiatan rutin pekan ini yang akan diselenggarakan di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Semoga dengan mengikuti serangkaian kegiatan ini dapat semakin meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah.
Hadirilah: Khotib dan Imam Jum’ah yang akan diselenggarakan pada Jum’at, 1 Januari 2021 di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Insya Allah Shalat Jum’at kali ini akan diimami oleh Ust. Saifullah, LC.
Kajian Umum Ahad Shubuh pekan ini akan diselenggarakan tanggal 3 Januari 2021 di Masjid Baitussalam The Green, BSD City. Kajian akan dimulai Ba’da Shubuh hingga selesai. Kajian Umum Sabtu Shubuh kali ini akan membahas Fiqih Tematik dan Insya Allah akan dibawakan oleh Ust. Dr. H. Yusuf Siddiq, MA.
Wajib patuh protokol kesehatan:
1. Dalam kondisi sehat
2. Memakai masker
3. Membawa sajadah
Kajian Ahad Shubuh akan disiarkan secara Live Youtube. Silahkan subscribe channel Masjid Baitussalam BSD untuk mendapatkan notifikasi terbaru kegiatan Masjid.
Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Allah SWT Maha Pemaaf. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Andi Rahman, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Bapak Ibu sekalian, tadi kita membaca surat An-Nisa ayat 106 – 113. Kita dapat memahami bahwa surat ini membahas tentang dosa dan bagaimana dosa diampuni oleh Allah Yang Maha Pengampun.
Mintalah ampun kepada Allah. Jika kita bersalah kepada orang lain, maka Allah SWT lah yang menggerakkan hati orang itu untuk memaafkan atau tidak memaafkan. Oleh karena itu, dalam Al-Quran dinyatakan bahwa tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Allah SWT. Bahkan, dosa kita kepada manusia pun, yang mengampuni adalah Allah, dengan cara menggerakkan orang tersebut supaya hatinya memaafkan.
Oleh karena itu, kita harus memperbanyak istighfar. Pada setiap sholat kita, lakukanlah istighfar. Dalam membaca istighfar, maka niatkanlah: Ya Allah, saya memohon maaf, mohon ampunan.
Jika salahnya pada Allah, maka Allah akan langsung menghapus kesalahan tersebut. Jika salahnya pada orang lain, maka Allah akan menggerakkan hati orang tersebut untuk memaafkan.
Kita kadang kala dapat memaafkan orang, tanpa orang itu minta maaf dulu. Kita berkata dalam hati: ya sudah, tidak apa-apa. Hal ini terjadi karena Allah gerakkan hati kita untuk memaafkan orang tersebut.
Lalu, bagaimana caranya supaya Allah menggerakkan hati orang untuk memaafkan kita? Mulailah dengan kita sendiri yang terbiasa memaafkan orang lain. Dalam surat An-Nisa tersebut, dinyatakan: minta maaflah kepada Allah SWT dan yakinlah bahwa Allah SWT Maha Pemaaf.
Salah satu bukti kalau kita ini dimaafkan Tuhan adalah kita saat ini masih hidup dan tidak langsung dihukum. Jika Allah tidak Ghafur (Maha Pengampun), sekali saja kita berdosa maka langsung dihukum. Kita tidak bisa membayangkan betapa menderitanya, jika setiap kali bersalah langsung dihukum. Allah Maha Pemaaf. Oleh karena itu, jika kita minta maaf, tidak perlu khawatir karena Allah selalu memberi maaf.
Dalam ayat 107, disebutkan bahwa janganlah mendebat untuk membela orang-orang yang berkhianat. Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. Orang-orang yang menyembunyikan keburukan dari manusia, tetapi tidak dapat menyembunyikan keburukan di hadapan Allah, karena Allah selalu ada di sekitar mereka dan mengetahui rahasia-rahasia mereka yang tidak Allah ridhoi.
Allah bukan hanya bersama kita, tetapi meliputi dan mengawasi kita. Allah selalu bersama kita, dan pada waktu yang sama, Allah juga memiliki pencatatan dan perekaman yang sempurna, ini supaya kita tidak memiliki kesepakatan-kesepakatan jahat secara sembunyi-sembunyi.
Siapa saja yang berbuat buruk atau mendzolimi diri mereka, dalam perspektif agama, berdosa itu adalah pada saat kita menyakiti orang lain, maka kita juga menyakiti diri sendiri. Hal ini karena, saat kita melakukan dosa, maka kita sendirilah yang menanggung dosa tersebut.
Contohnya, kita memfitnah orang lain. Yang terlihat, orang itu rugi karena difitnah. Tetapi, pada dasarnya kita juga rugi karena kita berdosa dan membuat seseorang bermusuhan dengan kita. Bisa jadi orang itu adalah sumber munculnya rezeki, tetapi karena difitnah maka rezeki kita terhalangi. Bisa jadi orang itu dapat membuka pintu kebaikan, tetapi malah pintu itu tertutup karena difitnah. Maka, dalam perspetif agama, bersalah itu disebut dzolim pada diri sendiri.
Setiap manusia itu pasti memiliki dosa. Jika ada seseorang berkata bahwa ia tidak mempunyai dosa, maka ia sudah berdosa, karena telah berbohong. Semua orang mempunyai dosa, oleh karena itu Allah memperkenalkan diri sebagai Ghafur, Yang Maha Pengampun.
Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Sahabat Rasulullah SAW. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Usman Umar, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Rasulullah SAW mempunyai para sahabat yang setiap dari mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik dari sisi intelektual mereka maupun dari sisi yang lain. Dalam kajian ini, saya hendak menceritakan tingkat intelektual sahabat Ibnu Abbas RA dan Ali RA dalam menjawab pertanyaan.
Salah satu sahabat yang bernama Ibnu Abbas RA atau yang biasa disebut Abdullah bin Abbas. Beliau lebih dikenal dengan nama Ibnu Abbas agar membedakan beliau dengan Abdullah-Abdullah yang lain, sebab di zaman Rasul banyak yang bernama Abdullah. Beliau termasuk salah satu sahabat yang sering didoakan oleh Rasul supaya diberi kemampuan dalam beragama dan agar ia diajarkan tentang Taqwil. Oleh karena itu Ibnu Abbas sangat memahami tentang Taqwil di dalam Al-Quran. Bahkan ketika beliau dihadirkan oleh Sayyidina Umar Bin Khatab di hadapan tokoh-tokoh senior saat itu, Ibnu Abbas mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ditanya dengan 3 pertanyaan. Pertama, hari apa yang paling baik? Kedua, bulan apa yang paling baik? Dan ketiga, perbuatan apa yang paling baik?
Yang pertama, beliau menjawab, hari yang paling baik itu hari Jum’at. Karena di dalam hadist-hadist Rasulullah banyak menyatakan tentang kemuliaan hari Jum’at. Terlebih lagi, setiap malam Jum’at arwah-arwah orang yang saleh diizinkan oleh Allah untuk mengunjungi sanak saudaranya yang ada di dunia.
Yang kedua, ketika Ibnu Abbas ditanya bulan apa yang paling baik? Beliau menjawab bulan yang paling baik adalah bulan Ramadhan karena pada bulan itu Allah menurunkan Al-Quran dan di bulan itu ketika hamba beribadah kepada Allah nilainya sama dengan seribu bulan.
Seandainya seluruh umat-Ku mengetahui betapa hebatnya bulan Ramadhan, pastilah semua menginginkan setiap bulan adalah bulan Ramadhan. Bukan hanya itu saja, malaikat Jibril mengatakan ada satu malam di bulan Ramadhan yang seandainya hamba Allah beribadah di malam itu maka Allah akan memberikan nilai seperti dia beribadah seribu bulan.
Yang ketiga, ketika Ibnu Abbas ditanya perbuatan apa yang paling baik? Beliau menjawab shalat tepat pada waktunya adalah amalan yang paling baik.
Tidak lama kemudian berita ini sampai ke telinga Sayyidina Ali RA. Beliau berkata, seandainya seluruh ulama dari Timur dan Barat ditanya dengan tiga pertanyaan ini pasti mereka akan menjawab seperti jawaban Ibnu Abbas RA kecuali aku.
Menurut Sayyidina Ali, perbuatan yang paling baik adalah perbuatan yang ketika kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Kemudian, bulan yang paling baik adalah bulan dimana ketika kita bertaubat kepada Allah, taubat kita diterima oleh Allah SWT. Terakhir, hari yang paling baik adalah hari dimana ketika kita keluar dari alam dunia, kita dalam keadaan beriman kepada Allah SWT.
Ini adalah jawaban-jawaban dari sahabat-sahabat Rasulullah yang memiliki intelektual yang berbeda, namun mereka tetap memiliki kemampuan yang luar biasa karena guru mereka adalah Rasulullah SAW.