Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Makna dari Bulan Syawal. Kajian dibawakan oleh Ust. Ahmad Subhan Hasyim, Lc. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Banyak metode yang dilakukan oleh para Ulama kita melalui karya-karya mereka dalam rangka memberikan kemudahan pemahaman kepada kita sebagai jamaahnya, seperti misalnya terkait dengan kiat-kiat menjaga atau memelihara iman.
Dijelaskan oleh para ulama kita, kiat-kiat menjaga iman itu dulu dengan menggunakan perumpamaan. Seperti halnya menanam sebuah bibit pohon. Bagaimana bibit itu bisa tumbuh, kembang, hingga berbuah dengan buah yang baik, maka kemudian dia mendapatkan beberapa langkah pemeliharaannya.
Yang pertama, adalah ditanam di tanah yang subur. Bibit keimanan kita ditanam di tanah yang suburnya adalah lingkungan. Dalam hal ini, dimulai dari lingkungan keluarga, tetangga, hingga lingkungan pergaulan.
Yang kedua, bibit keimanan itu bisa tumbuh dengan baik jika ia mendapatkan siraman air. Dan siraman air dari benih keimanan kita adalah Dzikir kepada Allah.
Setelah disiram, mesti mendapatkan sinar matahari. Sinar matahari merupakan langkah ketiga bagi tumbuhnya bibit keimanan. Sinar matahari di sini adalah Hidayah dari Allah.
Belum cukup ketiga langkah tersebut bagi bibit keimanan kita. Maka terdapat langkah yang terakhir, yaitu bibit keimanan kita mesti mendapatkan pupuk. Dalam hal ini, pupuk itu adalah Ibadah kepada Allah.
Inilah contohnya metode yang digunakan Ulama dalam memberikan pemahaman kepada kita terkait dengan caranya memelihara keimanan.
Seperti halnya Syekh Abdul Qodir Jaelani di dalam karyanya, Beliau memberikan metode dalam menjelaskan huruf demi huruf yang dikupas untuk memberikan pemahaman yang mudah bagi kita.
Terkait dengan Bulan Syawal terdapat penjelasan dari 4 huruf yang dimaknai oleh Beliau.
Yang pertama, huruf Syin pada bulan Syawal disebut dengan Asyajarah yang artinya adalah pohon. Maknanya adalah pohon tauhid kita harus kuat supaya mampu menjulang tinggi dengan amal-amal sholeh.
Yang kedua, huruf Wau yang disebut dengan Wusul yang artinya adalah sampai kepada Allah. Oleh karenanya, ibadah dan dzikir kita akan mengantarkan kita menuju Allah.
Yang ketiga, huruf Alif yang disebut dengan Usul yang artinya adalah pondasi Iman, Islam dan Ikhsan. Pondasi inilah yang harus terus kita perkokoh.
Yang terakhir, huruf Lam disebut dengan Liqo yang artinya berjumpa dengan Allah. Berjumpa dengan Allah tidak hanya pada masa Ramadhan, tetapi terus seumur hidup kita selalu berjumpa dengan Allah di mana pun kita berada.