Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Kebudayaan Islam. Kajian dibawakan oleh Dr. KH. Muhammad Haris Hakim, SH. MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Pada dasarnya, orang Islam adalah orang yang paling bertoleransi. Kewajiban bagi kita, adalah untuk saling mengingatkan. Dalam agama Islam itu, orang laki-laki tidak diperbolehkan untuk menggunakan emas, karena setelah bertahun-tahun dia menggunakannya, maka ia berpotensi terkena penyakit yang berat, seperti kanker, tumor, dan lain sebagainya. Perempuan diperbolehkan, karena mereka setiap bulan menstruasi, maka mereka tidak akan terkena efek negatif dari sentuhan logam mulia terhadap tubuhnya.
Berbicara tentang degradasi, kekuatan sunnah itu terlihat, bahwa orang-orang terdahulu di zaman Nabi, kalaupun menurut akal itu diperbolehkan tidak melanggar syariat, tetapi jika itu adalah simbol sebuah kebencian, maka mereka tidak akan mau mengambil emas itu. Hal ini berbeda dengan budaya eropa, ketika orang menikah, maka yang menjadi simbol kesetiaan itu adalah emas.
Inilah salah satu bukti bahwa ada upaya yang tanpa sadar, sebenarnya budaya itu menggeser kemanusiaan, menggeser hukum Islam, dan pada akhirnya orang tanpa sadar bahwa itu adalah suatu pelanggaran.
Selanjutnya, kita bisa melihat bahwa Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, setiap kali menghadapi perkawinan, ijab khobul itu disunnahkan membaca khotbah nikah. Islam menganjurkan kita untuk menikah, sehingga kita dapat memiliki banyak keturunan.
Dulu, pada zaman orde baru, pemerintah menganjurkan dua anak cukup. Ini sebenarnya bagian dari degradasi sunnah Nabi. Orang yang punya banyak itu, sebenarnya dia mempunyai keunggulan. Karena dia akan menjadi orang yang berbahagia, saat umat Nabi adalah yang terbaik dan terbanyak di antara umat-umat terdahulu.
Hal lainnya, Islam tidak menganjurkan kita minum maupun makan sambil berdiri. Sedangkan, saat kita ke pesta perkawinan, kita makan dan minum sambil berdiri. Karena telah terbiasa, kita melihat bahwa tidak ada yang salah dari hal tersebut. Di sini, budaya Islam terkalahkan lagi. Islam menganjurkan untuk makan sambil duduk, sedangkan budaya di pesta perkawinan orang-orang makan sambil berdiri.
Wahai Rasul, beritahukan padaku, kapan itu hari kiamat? Maka Rasulullah mengatakan, bahwa kiamat akan datang ketika seorang anak memperbudak orang tuanya.
Dalam Islam, derajat seorang ibu ditinggikan. Tetapi saat ini menjadikan kondisi terbalik. Membiarkan atau menyerahkan anak kepada seorang nenek, itu menjadi sesuatu yang biasa. Padahal, hal ini sebenarnya dilarang dalam Islam.
Ada suatu kisah yang menarik pada zaman Rasul. Ada seorang ayah yang mencuri uang milik anaknya. Kemudian, Rasul mengatakan, bahwa dirimu dan hartamu itu adalah milik bapakmu. Jadi, bukan hanya hartanya, tetapi jiwanya, raganya, dan hidupnya seorang anak adalah milik orang tuanya. Maka ayahnya tidak dihukumkan mencuri dan tidak berdosa, tetapi anaknya ditanya, kenapa bapaknya mencuri. Bisa jadi, bapaknya kurang merasakan perhatian dari anaknya.
Oleh karena itu, kecenderungan kita adalah memberi penilaian bahwa budaya yang ada di sekitar kita itu harus difilter. Tandanya kiamat itu, apabila ada api besar dari timur dan api itu membesar, menggiring manusia menuju ke barat. Jadi, apabila orang-orang timur, budayanya sudah tergiring menuju ke barat-baratan, maka akan terjadi degradasi sunnah Nabi dan lama-lama akan hilang.
Dengan demikian, yang paling penting bagi umat Islam, adalah kekuatan umat Islam adalah di Majelis Ta’lim, di mana umat Islam mampu melaksanakan hukum-hukum Islam dan menerapkan hidup yang baik sesuai nilai-nilai Islam.