Kajian Islam Meneladani Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW

Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang bagaimana meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Khusnul Hakim, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.

Sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah tidak terlibat dalam penyusunan Al-Quran. Karena Al-Quran langsung diturunkan oleh Allah dan diwahyukan melalui Nabi Muhammad.

Yang pertama, Rasulullah adalah nabi yang Ummi. Dalam hal ini, Ummi memiliki arti yaitu yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Oleh karena itu, Rasulullah tidak mungkin bisa melakukan jika Beliau menulis Al-Quran seperti menulis tulisan pada umumnya, karena Beliau tidak bisa membaca dan menulis.

Walaupun Rasulullah tidak bisa membaca maupun menulis, tapi ternyata ajaran yang dibawa oleh Rasulullah melebihi pikiran manusia umumnya pada masa itu. Atau, contoh yang paling sederhana, Rasulullah dapat membedakan antara mana yang kalimat dan mana yang suku kata.

Bukti yang kedua, sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah tidak pernah pergi ke luar dari kota kelahirannya (Mekkah) dalam waktu yang lama untuk tujuan belajar. Beliau pergi ke luar kota kelahirannya hanya untuk berdagang. Oleh karena itu, hal ini menjadi bukti bahwa Rasulullah tidak pernah belajar dari orang lainnya.

Ada beberapa anggapan yang menyatakan bahwa Rasulullah tidak pantas menjadi Utusan Allah. Yang pertama, mereka tidak percaya karena Rasul makan seperti makanan orang-orang pada umumnya. Mereka mengharapkan Rasul itu datang dari malaikat, bukan manusia biasa.

Namun, Rasul datang dari manusia supaya perilakunya bisa ditiru. Perbedaannya adalah bahwa Rasul mendapatkan Wahyu dari Allah, sedangkan manusia biasa lainnya tidak mendapatkannya.

Yang kedua, Rasul dianggap selalu beraktivitas di Pasar. Dalam hal ini, Muhammad dianggap sama seperti manusia biasanya. Tetapi perbedaannya adalah bahwa Rasulullah memiliki nilai-nilai yang luhur, akhlak yang mulia. Itulah perbedaan Rasul dengan pedagang saat itu yang hanya mementingkan keuntungan semata dan mengabaikan cara-cara yang benar.

Rasul hadir untuk mengajarkan jangan sampai seseorang membesarkan diri dengan dunia yang dimiliki. Atau, jangan sampai menjadi tergoda atau tertipu dengan dunia yang dimiliki, sehingga ia memperbesar dirinya sendiri. Karena jika demikian, ia dapat kehilangan arah nantinya.

Inilah yang diajarkan oleh Rasulullah supaya kita meniru perilaku mulia dari Beliau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *