Kajian Islam Menyambut Ramadhan Masjid Baitussalam BSD

Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Persiapan Diri dalam Menyambut Ramadhan. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Usman Umar, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.

Terdapat tiga pertanyaan yang diajukan kepada Abdullah bin Abas. Ketiga pertanyaan itu meliputi: hari apa yang paling baik? bulan apa yang paling baik? dan perbuatan apa yang paling baik?

Abdullah bin Abas menjawab, bahwa hari yang paling baik itu adalah hari Jumat, karena Allah banyak menciptakan sesuatu pada hari Jumat, termasuk pada hari itu Allah menciptakan dunia dengan segala isinya. Oleh karena itu, hari Jumat disebut sebagai Sayyidul Ayyam, yaitu pemimpin para hari.

Lalu, bulan apa yang paling baik? Abdullah bin Abas menyatakan bahwa bulan yang paling baik dan paling istimewa adalah bulan Ramadhan. Ramadhan disebut sebagai Sayyidul Suhur, yang berarti pemimpin para bulan.

Bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita diwajibkan menjalankan puasa. Dalam berpuasa, terdapat fase Saumun Jasadiah, yaitu puasa yang menitikberatkan pada hal-hal fisik. Selanjutnya, terdapat fase Saumun Nafsaniah, yaitu puasa yang menitikberatkan pada aspek psikologis. Jenjang yang ketiga adalah Saumun Ruhaniah, yaitu puasa yang menitikberatkan pada kondisi dalam hati. Artinya, sanggupkah puasa Ramadhan ini memberikan dampak kepada pribadi kita.

Selama menjalankan ibadah puasa, kita akan sering merenungkan, ternyata tidak enak berada dalam keadaan lapar, keadaan susah, miskin. Dari perenungan itu, kita mendapatkan suatu kesadaran dan kepekaan untuk menjadi peduli terhadap orang lain yang mengalami penderitaan. Inilah yang disebut sebagai Saumun Ruhaniah.

Rasulullah menyatakan, bahwa barang siapa saja yang menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita, maka Allah haramkan ia masuk ke dalam api neraka. Oleh karena itu, manfaatkanlah bulan Ramadhan itu dengan banyak melakukan ibadah kepada Allah. Persiapkanlah energi yang kuat supaya kita siap untuk menjalani ibadah puasa dengan baik.

Terutama, kita mencari malam Lailatul Qadar. Intinya tentang malam Lailatul Qadar adalah terjadinya suatu perubahan signifikan yang terdapat dalam pribadi kita. Yang awalnya tidak bersedekah, mulai rutin bersedekah. Yang mulanya tidak pernah shalat tahajud, mulai menjalankan tahajud. Dan juga, semakin sering melakukan perbuatan baik.

Itulah inti dari malam Lailatul Qadar, yaitu menimbulkan suatu perenungan dalam diri kita, sehingga perenungan itu mengantarkan kita pada perubahan menjadi pribadi yang semakin mendekat pada Allah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *