Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Kandungan Ayat Surat Al-Furqon. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Husnul Hakim, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Ada beberapa alasan dari orang-orang kafir saat ini yang menolak apa yang diajarkan Rasulullah. Padahal, sebelum nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, mereka sangat percaya bahwa Rasulullah tidak pernah berdusta.
Jika seseorang tidak menyukai orang lainnya, maka ia akan membuat berbagai macam alasan supaya alasannya masuk akal. Sebenarnya, Rasul sendiri tidak memiliki keistimewaan sebagai seorang manusia, tetapi Allah memberikan mukjizat untuk menghadapi umat-Nya.
Inilah yang dijadikan alasan oleh mereka, karena mereka menganggap bahwa Rasulullah adalah orang biasa. Mereka menganggap Rasul aneh karena mengajarkan tentang kehidupan setelah mati. Bagi mereka, ajaran ini adalah yang paling berat karena hidup mereka materialistis.
Bagi Allah, tidak ada sulitnya untuk memberikan pada kekasih-Nya sesuatu yang lebih baik daripada yang dimiliki orang-orang kafir. Seorang mukmin itu seharusnya berbahagia bukan pada saat memiliki harta, tetapi kebahagiaannya adalah memiliki Al-Quran.
Selain itu, orang-orang kafir menolak Rasul karena ajaran Rasul dianggap tidak masuk akal. Tapi, tidak ada seorang pun yang bisa membuktikan tentang hari akhir itu, kecuali setelah mati. Hari akhir itu, adalah hari di mana semua perbuatan kita akan dihisab/mendapat balasannya.
Oleh karena itu, pilihan terhadap hari akhir hanya ada dua, yaitu percaya 100% atau tidak percaya 100%. Inilah perbedaannya antara orang mukmin dan orang munafik. Iman pada hari akhir menjadikan kita tenang. Kita tidak bisa memastikan hari esok itu kita bisa mencapainya.
Karakter hari akhir itu ada dua, yaitu yaumul hisab dan yaumul jaza. Untuk mempersiapkan diri pada hari akhir, kita harus menjadi orang yang cerdas. Ciri-ciri orang cerdas adalah: tidak menuruti hawa nafsunya, serta memiliki cita-cita membangun hidup setelah mati.
Ibadah merupakan kewajiban, sementara kekayaan itu kenyataan hidup yang diterima oleh seseorang. Manusia tidak bisa menghindar dari kenyataan hidup yang hanya dua, yaitu kaya atau miskin, hanya itu saja.
Maka, bagi orang kaya, bersyukurnya karena kekayaannya dapat menjadi alat menuju hari akhir. Janganlah beranggapan jika memiliki sesuatu itu karena kita berhak menerimanya. Semua yang kita dapatkan ini semata-mata karena kebaikan dari Allah.
Orang mukmin yakin pada hari akhir, sedangkan orang kafir tidak yakin pada hari akhir. Orang mukmin akan mempersiapkan diri untuk menuju hari hisab/hari pembalasan, sedangkan orang kafir tidak peduli pada hari hisab.
Semoga kita semua mendapatkan keselamatan dunia akhirat, mulia dunia akhirat.