Kajian Umum Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Kisah dan Teladan Nabi Adam SA. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Andi Rahman, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.
Kisah Nabi Adam dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Al Baqarah dan Al A’raf. Kisah-kisah tersebut disampaikan secara berulang-ulang, karena suatu nilai harus disampaikan secara berulang supaya dapat dipahami.
Dalam surat Al Baqarah ayat 30, Allah menyatakan bahwa Dia akan menciptakan makhluk yang akan menjadi pengatur di bumi. Lalu, dalam ayat 31, Allah menciptakan Nabi Adam, dan Allah buktikan bahwa Nabi Adam lebih layak menjadi khalifah dengan cara kontestasi.
Singkat kata, Nabi Adam menang dibandingkan semua makhluk yang ada di bumi, sehingga ia terpilih menjadi khalifah. Allah meminta malaikat untuk hormat pada Adam, sedangkan iblis tidak mau hormat pada makhluk yang tercipta dari tanah.
Iblis tidak mau minta maaf pada Allah karena membantah, tetapi malahan ia meminta pada Allah supaya dipanjangkan umurnya hingga hari kiamat supaya ia bisa menyesatkan anak cucu Adam.
Adam diperintahkah untuk tinggal di surga dan makan apa saja yang ia inginkan tapi jangan dekati pohon yang dilarang. Lalu, Iblis datang untuk mengganggu. Dalam surat Al A’raf ayat 20, yang dirayu oleh Iblis adalah Adam dan Hawa, bukan hanya Hawa. Yang salah bukan Adam dan Hawa, karena sesungguhnya mereka adalah korban. Yang salah tetap Iblis yang menjerumuskan Adam dan Hawa.
Kemudian, Allah menyeru pada Adam dan Hawa, bukankah Allah telah melarang kalian engkau dari pohon itu. Allah tetap mengampuni kesalahan Adam dan Hawa, tetapi Allah menurunkan mereka berdua dari surga ke bumi.
Allah adalah At-Tawwab, artinya adalah Dzat yang sangat menerima taubat. Manusia adalah Taib, artinya adalah orang yang bertaubat.
Hal menarik untuk diteladani dari kisah Nabi Adam adalah: untuk hidup lebih tenang, maka kita harus selalu kembali pada Allah. Kita harus ingat, bahwa pintu taubat tidak diterima ketika: nyawa sudah sampai tenggorokan, saat sudah turun azab, dan saat matahari terbit dari barat.
Untuk itu, agar hidup tenang dan bahagia, maka perbanyaklah taubat. Karena Nabi Adam yang kesalahannya hanya satu saja langsung bertaubat pada Allah. Oleh karena itu, kita harus meneladani Nabi Adam.