Simpulan Kajian Umum Sabtu – Istiqomah

Kajian Umum Sabtu Shubuh Masjid Baitussalam The Green, BSD City pada pekan yang lalu membahas tentang Istiqomah. Kajian dibawakan oleh Ust. Dr. H. Ahmad Sodiq, MA. Berikut ini cuplikan ulasan dalam Kajian Umum tersebut.

Menurut para ulama, kebaikan itu hanya akan baik dengan Istiqomah. Jika kebaikan itu tidak ditambah Istiqomah, maka kebaikan itu tidak menjadi baik.

Istiqomah berarti konsisten taat pada Allah. Istiqomah itu diibaratkan  sebagai gunung yang tidak pernah meleleh meskipun panas, tidak pernah beku meskipun dingin, tidak pernah bergerak meskipun ada badai angin, tidak hanyut karena banjir.

Maka orang Istiqomah itu harus seperti gunung. Tidak boleh menjadi sombong karena pujian, tidak boleh surut karena dicela, tidak boleh tergerak karena nafsu, dan tidak boleh hanyut dengan keinginan dunia.

Yang biasanya menghancurkan Istiqomah itu adalah karena pujian. Untuk melihat seberapa seseorang kuat karena Allah, maka orang Istiqomah itu wajib ikhlas. Tarikan nafsu dan tarikan dunia itu sangat hebat untuk merusak ketaatan manusia pada Allah. Nafsu tidak pernah menjanjikan apa-apa, kecuali kehinaan.

Oleh karena itu, para ulama ahli Tasawuf mengatakan bahwa nafsu itu seperti lubang tanpa dasar. Mau diisi apa saja, tidak akan pernah tercukupi. Jika seseorang menggunakan kepentingan nafsunya dan agama sebagai bungkusnya, maka ini bahkan lebih jahat daripada kejahatan yang nyata.

Karena itu, siapapun wajib belajar untuk menahan diri dari keinginan dunia ini dan wajib belajar Istiqomah.

Kadang-kadang, seseorang itu ingin bertaubat, sehingga meninggalkan pekerjaan dan beribadah sebanyak-banyaknya. Ingin berdakwah ke mana-mana hingga meninggalkan keluarganya. Janganlah terlalu berlebihan.

Yang Allah minta adalah Istiqomah. Orang yang selalu bersama Allah, tidak perlu bersusah hati, karena ia akan selalu mendapatkan naungan-Nya.

Para Auliah merumuskan bahwa Istiqomah ada tiga tingkatan: yaitu At-Taqwim, Al-Iqomah, lalu Al-Istiqomah.

At-Taqwim adalah ibadah sambil menjaga diri dari nafsu agar tidak berbuat dosa ataupun maksiat.

Al-Iqomah, tingkatan selanjutnya, yaitu adalah ibadah sambil membersihkan batin kita dari sifat-sifat buruk dan berusaha memunculkan sifat-sifat baik.

Dan jika sudah konsisten, batin kita akan semakin mendekat pada hadirat Allah, maka sampailah kita pada tingkatan Al-Istiqomah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *